TOKOH SILAT BEKSI; PEJUANG KEMERDEKAAN YANG TERSELIP DALAM LIPATAN SEJARAH BANGSA

 


TOKOH SILAT BEKSI; PEJUANG KEMERDEKAAN 
YANG TERSELIP DALAM LIPATAN SEJARAH BANGSA

Teks Foto : Makam H. Godjalih di Jl. Durian 1 Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Sejarah singkat Silat Beksi Petukangan menurut pendapat Kong Muali Midi (73 tahun) beberapa waktu lalu bahwa beliau mengartikan silat Beksi adalah pertahanan sifat ketauhidan. Menurut sejarah bahwa Beksi di Petukangan di bawa oleh H. Godjalih bersama sahabat sekaligus guru beliau, yaitu Ki Marhali dan Lie Tjeng Ok dari Dadap pada masa perjuangan bersama di Badan Keamanan Rakyat (BKR).

"Beliau (H. Godjalih, Ki Marhali, Lie Tjeng Ok) mengenalkan Beksi kepada para jago Petukangan, antara lain : H. Hasbullah, Kong Simin, Kong Noer, Mandor Minggu, dan mengembangkan Beksi ke Kebayoran, Mampang, Cabangbungin, Karawang," ujarnya.

Menurut Baba Muali Midi bahwa H. Godjalih adalah "perintis kemerdekaan" selain itu juga secara kebetulan beliau menjabat Kepala Desa Petukangan. Murid pertama beliau adalah Tong Maskan, Midi, Muhamad, RM Effendi, Mesir, Mamat Kinjeng, Husin, Mandor Minggu, H. Hasbullah, Kong Simin, Kong Noer, Kong Ak, Mandor Tado, dan lainnya.

"Dan juga ada beberapa tokoh agama pun turun tangan dalam membina Beksi, seperti Kong Haji Rohimin dan Kong Haji Lihun serta Kong Haji Rijan," tandasnya.

Para murid yang belajar Beksi tersebut membentuk laskar rakyat dalam membendung sekutu tahun 1948. Beliau (H. Godjalih) sangat sayang dan cinta kepada masyarakatnya serta mengasihi para generasi muda.

"Beksi menjadi alat pembela kebenaran pada zamannya," tegasnya.

Kong Muali Midi menambahkan bahwa Mandor Minggu adalah "pencalang desa" atau polisi desa yang membantu keamanan H. Godjalih sebagai Lurah Petukangan versi BKR atau RIS.

Sedangkan Kong Simin mengembangkan Beksi diwilayah Pondok Aren, Pondok Ranji dan sekitarnya.

Kong Noer mengembangkan Beksi diwilayah Rawa Papan, Kampung Utan, Cempaka Putih Ciputat.

Menurutnya, Mandor Minggu pun turut serta mengembangkan Beksi di daerah Bulak Lebar, Pengumben, Pedurenan, Gondrong.

(Kampung Silat Petukangan)

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi

M. SAIDI; PAHLAWAN KAMPUNG PETUKANGAN Alm. Pahlawan M. Saidi lahir pada tahun 1925, putra dari alm H. Taing dan gugur pada hari Kamis tanggal 23 Agustus 1945 kurang lebih jam 11. 00 WIB. Catatan diatas bersumber dari MEMO : Surat - Penyerahan sehelai Bendera RI/Sangkaka Merah Putih, pusaka alm. M. Saidi bin H. Taing oleh Hamdanih selaku ahli waris dwngan disaksikan oleh M. Jachya (Ketua RW 06) dan Djayanih (Ketua RT 001/06). Bendera merah-putih tersebut dipergunakan alm M. Saidi pada waktu Perang Kemerdekaan RI tahun 1945 di wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, kepada Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Lurah Petukangan Selatan, Bapak H. A. Salam untuk disimpan dan dirawat sebaik-baiknya sebagai salah satu bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. (Sumber : Bung Alifudin salah satu keponakan alm M. Saidi dan sekaligus keponakan alm, Bung Didi Supriadi selaku Ketua Karang Taruna Kec. Pesanggrahan Kota Adm Jakarta Selatan, Yayasan Kampung Silat Petukangan)