catatan studi budaya betawi



MUALLIM KH. SYAFI’I HADZAMI, GURUNYA PARA GURU AGAMA DI TANAH BETAWI

Oleh :

Muhamad Hafiz, Mahasiswa UIN JAKARTA

Muallim KH. Muhammad Syafi’i Hadzami bisa dibilang sebagai penggagas metode yang dipakai hingga saat ini di seluruh Majlis Ta’lim yang ada di Betawi. Dan Beliau juga bisa dibilang sebagai gurunya para guru. Menurut Ustadz Rakhmat Zailani Kiki selaku Pengurus Bidang Pengkajian Islam Jakarta Islamic Center (JIC) ketika ditemui pada Senin, 24 Februari 2020 mengungkapkan bahwa Muallim KH. Syafi’i Hadzami adalah orang yang sangat tawadhu, tidak mau terlihat keilmuannya.

Pada suatu waktu ketika beliau mengadakan Taklim On Air melalui Radio Cendrawasih, ada seseorang yang menanyakan sesuatu masalah keagamaan dan beliau menjawab pertanyaan tersebut pada sesi berikutnya dikarenakan tawadhu beliau, sehingga beliau sangat hati-hati dalam menjawabnya dengan cara mencari sumber untuk membuktikan kebenarannya.

“Padahal kalau dilihat dari sisi keilmuan, beliau mampu untuk langsung menjawab pertanyaan tersebut. Akan tetapi balik lagi karena sifat tawadhu yang beliau miliki, maka jawaban dari pertanyaan tersebut ditunda sampai sesi berikutnya baru dijawab dengan lengkap dan detail beserta referensi kitab yang menjadi rujukan,” jelasnya.

Ustadz Paiman Karim pengurus JIC lainnya menuturkan bahwa penggagas berdirinya JIC adalah Muallim KH. Muhammad Syafi’i Hadzami.

(kampungbeksi.blogspot.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi

M. SAIDI; PAHLAWAN KAMPUNG PETUKANGAN Alm. Pahlawan M. Saidi lahir pada tahun 1925, putra dari alm H. Taing dan gugur pada hari Kamis tanggal 23 Agustus 1945 kurang lebih jam 11. 00 WIB. Catatan diatas bersumber dari MEMO : Surat - Penyerahan sehelai Bendera RI/Sangkaka Merah Putih, pusaka alm. M. Saidi bin H. Taing oleh Hamdanih selaku ahli waris dwngan disaksikan oleh M. Jachya (Ketua RW 06) dan Djayanih (Ketua RT 001/06). Bendera merah-putih tersebut dipergunakan alm M. Saidi pada waktu Perang Kemerdekaan RI tahun 1945 di wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, kepada Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Lurah Petukangan Selatan, Bapak H. A. Salam untuk disimpan dan dirawat sebaik-baiknya sebagai salah satu bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. (Sumber : Bung Alifudin salah satu keponakan alm M. Saidi dan sekaligus keponakan alm, Bung Didi Supriadi selaku Ketua Karang Taruna Kec. Pesanggrahan Kota Adm Jakarta Selatan, Yayasan Kampung Silat Petukangan)