Ngerosul Silat Beksi Di Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi
Prosesi Rosulan Pencak Silat Beksi Petukangan
Inisiasi Rosulan
Masyarakat Petukangan saat ini mayoritas adalah orang Betawi yang dikenal sekarang sebagai warga asli Jakarta. Orang Betawi dalam catatan sejarah identik dengan agama Islam. Hal ini terlihat pada kebudayaanya dan berkeseniannya. Prinsip orang Betawi yaitu; bisa ngaji, bisa bela diri, dan bisa pergi haji.Bisa bela diri, sebagai bentuk perlindungan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan.
Ketiga hal prinsip itulah yang menjadi penting. Kaitannya pada penelitian ini adalah lebih kepada aspek bela diri Beksi yang berpengaruh dalam pembentukan moral remaja yang bersumber dari hati nurani yang berlandaskan agama. Penguatan karakter dan kepribadian akansemakin halus dengan unsur keagamaan, sebab ajaran agama adalah kebenaran dan kebaikan bagi yang menganutnya.
Dalam proses pembelajaran Beksi dikenal
ada yang disebut inisiasi rosulanyang dimengerti sebagai proses penerimaan
murid sebelum belajar Beksi. Inisiasi ini bertahan hingga sekarang, seperti
yang penulis alami ketika ingin belajar Beksi. Unsur dalam rosulan sendiri
berupa pengajian dan nasihat yang dipimpin oleh guru Beksi dan ustaz setempat.
Ngerosul sendiri memiliki fungsi dan filosofi yang cukup mendalam, yaitu
sebagai bentuk pembinaan mental spiritual sang murid.
Fungsi dari ngerosul adalah pengikat antara guru dengan sang murid
Bahwa dalam belajar silat Beksi harus serius, tidak boleh main-main atau iseng saja. Melalui rasulan pula mental spriritual sang murid terdidik secara langsung, karena pada saat itu pula sang guru menyampaikan nasihat atau petuah secara lisan mengenai ajaran luhur dalamkehidupan mulai dari cara beretika kepada orangtua atau orang lebih tua, kepada yang muda, lalu perbuatan dalam seharian, akhlak hingga kewajiban sebagai manusia dan sebagainya yang sarat ajaran agama Islam. Adapun beberapa nasihat yang sering disampaikan biasanya seperti ini :
· Kalo mau belajar Beksi kaga boleh ngelawan ama orangtua, kalo dilanggar kaga bisa belajar Beksi sebab ilmunya kaga terserap dalam pikiran dan hati. Artinya orang yang mau belajar Beksi harus patuh kepada kedua orangtua supaya ilmu dapat masuk dalam pikiran dan hati.
· Kalo punya ilmu satu ya ajarin ke yang lainnya. Percuma orang banyak ilmu tapi kaga pernah diamalin sebab hakikat hidup ini adalah bisa bermanfaat buat makhluk dan lingkungan sekitarnya.Pada intinya hidup itu harus bisa bermanfaat buat orang lain.
· Kalo
udah bisa Beksi jangan sombong, sebab manusia makhluk lemah, bisa lupa dan
binasa. Suatu saat pasti butuh pertolongan dari hidup ampe matinya. Artinya
hidup itu jangan pernah sombong, sebab manusia makhluk lemah yang butuh bantuan
sejak masih lahir sampai kematiannya.
Ketika rosulan selesai maka barulah dilanjutkan dengan pembelajaran gerak dalam setiap jurus. Ciri khas dalam silat Beksi adalah gerakan sikut dan gaya memukulnya dengan kepalan celentang.
Filosofinya adalah mengambil posisi orang berdoa yang meminta pertolongan kepada tuhannya. Beksi memiliki 12 jurus dalam kaidahnya, namun jurus-jurus yang menjadi inti dan tidak bisa dirubah urutannya adalah jurus beksi, jurus gedig dan jurus tancep.
Dalam pembelajaran gerak jurus pun memiliki arti fungsi dan filosofi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yang terdapat dalam ketiga jurus inti tersebut. Gerakan ketok, memiliki fungsi untuk menahan serangan di area mulai dari dada hingga perut. Secara filosofi memiliki makna jika ada orang yang mengejek atau menghina dengan buruk alangkah baiknya sabar tahan emosi, ego dan penyakit hati lainnya serta tetap tawakal kepada Tuhan. Lalu gerakan cauk, memiliki fungsi mengambil serangan dan menguncinya. Secara filosofi, jika hinaan tadi telah melukai hati maka buktikan bahwa hinaan itu tidak pantas dilayangkan kepada diri kita. Lalu gerakan sikut atau pukulan Beksi, memiliki fungsi untuk melawan segala bentuk pukulan yang telah dilakukan sebelumnya. Secara filosofi jika orang yang tadi telah menghina bahkan melukai secara berlebihan barulah boleh memberi pelajaran saja agar kapok dan tidak mengulangi lagi kepada yang lainnya.
Proses pembelajaran inilah yang terdapat
dalam silat Beksi sebagai pendidikan moral remaja di Petukangan yang hingga
saat ini masih dilakukan sebagai upaya mencegah kenakalan remaja lainnya yang
berpegang teguh pada kepercyaaan diri dan keyakinan kepada tuhan. Dalam
silat-silat yang masih kental nilai adat tradisinya, banyak hal yang
berhubungan dengan pelatihan mental, ahlak dan spiritual, bahkan tatacara
berdiri dan duduk pun sudah mencakup aspek-aspek tersebut. Di sini lah
pembinaan mental dilatih tanpa bentuk perpeloncoan.
(Muhamad Rido, Sarjana Silat Beksi)



Komentar
Posting Komentar