M. Saidi Pahlawan Petukangan Dalam Pembuatan Video Pengibaran Bendera Merah Putih Produksi Kodim 0504/JS karya : Rik A Sakri bersama Seniman Peduli Sejarah Lokal, Kampung Silat Petukangan, Institut Kreativitas Anak Nusantara, SMK Putra Satria pada 1-5 Juni 2024 di Taman Swadarma Petukangan Utara. (Seniman Peduli Sejarah Lokal)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMANDORESOR MILITER 051/WIJAYAKARTA KOMANDO DISTRIK MILITER 0504/JAKARTA SELATAN RENCANA PERCAKAPAN CERITA M. SAIDI M. Saidi berkorban demi merah putih terus berkibar. (Copy1) Musik bernuansa kedaerahan. (ilustrasi) Narator : Indonesia, 1945 "Setelah di proklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Pada waktu itu, Belanda dengan kedok NICA nya ingin berusaha merebut/menduduki kembali wilayah nusantara ini, termasuk Jakarta. Pos pertahanan utama Belanda pada saat itu berlokasi di wilayah Grogol, Jakarta Barat. Sedangkan pos pertahanan para pejoang kita di Asrama Polisi Kebayoran Lama yang sekarang ini. Setelah kemerdekaan, PETA yang pada saat itu bermarkas di daerah Jaga Monyet Harmoni dibubarkan, kepada para anggotanya diwajibkan untuk menjaga keamanan didaerahnya masing-masing, termasuk M. Saidi pun kembali ke kampungnya Kampung Sawah, Petukangan Selatan. Baru beberapa hari tinggal dikampungnya, M. Saidi dengan kawan seperjuangan bertemu komandannya waktu itu, Bapak Sambas Atmadinata untuk kembali bergabung kepada pasukan guna mempertahankan kemerdekaan." Adegan : Suatu hari di salah satu sudut perkampungan. Tampak M. Saidi, 4 pejuang sedang berbincang dengan bekas komandannya, Sambas. Ada beberapa pejuang lain dan penduduk sekitar sedang memasang bendera merah putih. Pejuang 1 : " Hati hati... Pasang bendera jangan terbalik. Merah dibagian atas, putih di bawah". Pejuang 2 : " Oooo kalau itu jangan ditanya bang... Selama merah-putih ada di dadaku, di luar pun tercermin jiwa merah-putih lewat pemasangan bendera". Pejuang 3 : " Halaahh baru ikut berjuang sebentar aja sudah sok sokan merah-putih di dada... Tuh lihat bang Saudi tdk perlu koar-koar.... ". M. Saidi : " Sudah... Sudah.... Coba ngumpul sini... Ramdan.... Reyan... Coba ngumpul sini. Ada kabar penting dari pak komandan Sambas... Pejuang yang sedang memasang bendera berkumpul. Ilustrasi musik….. Sambas : "Begini saudaraku. Demi menjaga kemerdekaan negara kita, Sebaiknya Saidi dan para pejuang lainnya bergabung kembali bersama pasukan.. M. Saidi : " Siap pak komandan…. Apapun perintah komandan demi membela tanah kelahiran dan tanah air Indonesia kami siap.. Bukan begitu saudara-saudaraku? ". Koor pejuang : " Siap bang" (Saur manuk)… Sambas : " Karena terdengar kabar bahwa Belanda tidak mau menyerah dan akan merebut kembali markas yang berada di sebelah stasiun". Pejuang 1 : " Bang, biar saya bersama Ramdan, Azis, Oji dan pejuang lainnya yang bergabung, biar abang Saidi yg disini, menjaga kampung, lagipula.. kan abang mau melangsungkan pernikahan abang yg tertunda melulu... "'. M. Saidi : " Hmmmm.... Sebaiknya kalianlah yang menjaga kampung, biar saya yang berangkat.... ". Minah (sedih) : " Tapi bang Saidi abang kan baru saja pulang, baru saja ketemu, mau membicarakan pernikahan kita abang janji mau ketemu orang tua saya untuk melamar saya setelah berjuang". M. Saidi : sabar ya Minah. Abang pasti menepati janji. Sekali ini abang berjuang dulu demi merah putih agar selalu berkibar, agar kita bisa membina rumah tangga dengan tenang, damai.. " Minah : " Baik Abangku. (Menahan kesedihan bercampur Haru). Demi merah putih Minah doakan abang selalu dilindungi yang Maha Kuasa. Agar...... " Musik tegang.... Tampak di kejauhan seseorang dengan terluka parah mendatangi kerumunan M. Saidi. Suasana panik!. Seseorang/pelapor : gaaaawaat bang... Gawat... Pasukan Belanda dengan menggunakan truk menuju kesini dengan persenjataan lengkap...." Terdengar bunyi rentetan senapan di kejauhan... Kepulan asap mesiu…. Suara dentuman…. Serdadu 1 : ' cepaattt kepung tempat ini.... Disini salah satu tempat pertahanan laskar rakyat.... " Serdadu 2, 3 : :"siaappp... laksanakan.... ". Muncullah beberapa serdadu Belanda sambil menembakkan serentetan tembakan ke arah para pejuang.... M. Saidi : " Cepat bersembunyi, kalian ambil senjata yang bisa diraih.... Serang balik mereka, Komandan Sambas, segera ke markas, meminta bala bantuan. Biar kami yang ada disini mencoba untuk melawan mereka! ' Komandan Sambas segera beranjak pergi meminta balabantuan, sementara para pejuang melakukan perlawanan. Narator : M. Saidi mencari perlindungan, tiba2 datang Minah sambil membawa granat tangan dibelakangnya. Minah : " Bang... Saya tdk mau kehilangan abang.. Biar saya bantu ikut berperang... Biar hidup mati saya bersama abang.... ". M. Saidi : " (Terkejut) Minah! Cepat sembunyiii... Ini berbahaya! Sini granatnya.... Hidup mati abang serahkan pada yang Maha Kuasa. Yang penting jiwa berjuang abang tetap ada pada Minah, dan para pejuang , masyarakat penerus, agar merah putih selalu berkibar...!!!! Minah : " Baiklah bang… Doa Minah sepenuhnya untuk abang... ". M. Saidi memberikan kode isyarat pada Minah agar pergi bersembunyi sambil mengambil beberapa granat dari tangan Minah. Minah pun dengan berat hati mengendap pergi bersembunyi ke tempat aman. Rombongan truk memasuki tempat mereka. Diam diam M. Saidi secara gerilya menyerang rombongan truk tersebut… Banyak korban dr pihak musuh. Tanpa disadari ada 3 orng serdadu yg mengendap2 mengintai M. Saidi. Disaat M. Saidi hendak melempar granat yg kesekian kalinya, tiba tiba disergap dari belakang, granat yg sudah ditangan dalam posisi melempar terjatuh... Dan meledaklah granat tersebut menewaskan M. Saidi beserta 3 serdadu tadi. Hal tersebut membuat para pejuang lainnya membabi buta menyerang rombongan serdadu. Yg membuat mereka kocar kacir, komandan mereka memerintahkan untuk tetap menyerang, namun karena pertahanan sudah porak poranda, akhirnya mereka mundur..... Keheningan muncul diantara sisa sisa asap mesiu dan sisa peperangan. Muncul satu persatu para pejuang dari tempat perlindungan, begitupun masyarakat sekitar.... Mereka bersedih karena tokoh panutan mereka tewas. Adegan : Minah muncul berlari sambil menangisi M. Saidi yg tergolek tak bernyawa.... Menutupi jenazah M. Saidi dengan bendera merah putih yang dibawanya. Suasana bersedih terkuak menjadi suasana semangat perjuangan setelah muncul serombongan pasukan bantuan.... Narator : Pak Komandan Sambas datang dengan pasukan akhirnya memerintahkan anakbuahnya untuk memasang kembali bendera merah putih. Dan untuk mengenang jasa para pejuang yg gugur melakukan upacara pengibaran bendera, sambil terus mengobarkan semangat perlawanan dengan mengibarkan bendera merah putih. Sekian.... Rik A. Sakri Palem, petukangan, 22 Mei 2024 Jakarta, Mei 2024 Perwira Seksi Operasi Sugiyanto Mayor Inf NRP 21950053230274